Tentang Macam-Macam Mahabbah (Cinta)
Cinta kepada Allah adalah ibadah hati yang sangat agung. Yang kita beribadah kepada Allah dengan cinta, harap dan takut kepada-Nya.
Perlu diketahui, mahabbah (cinta) ada macam-macamnya, berikut ini penjelasan singkatnya.
Pertama: Mahabbah Ibadah (Cinta Ibadah).
Macam cinta yang pertama adalah cinta ibadah, yaitu mencintai Allah dan mencintai hal-hal yang dicintai oleh Allah.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّهِۗ
“Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.”
(al-Baqarah: 165)
Berkata Asy-Syaikh al-‘Allamah Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah,
“Sesungguhnya mencintai Allah termasuk ibadah yang paling penting dan paling utama serta merupakan landasan agama. Sebab, mencintai Allah mengharuskan ikhlas kepada-Nya, menaati perintah-Nya, meninggalkan larangan-Nya, dan tunduk kepada-Nya.” (Syarh Kitab at-Tauhid, Ibnu Baz, hlm. 162)
Kedua: Mahabbah Syirik (Cinta Syirik).
Macam cinta yang kedua adalah cinta yang hukumnya syirik, yaitu mencintai selain Allah sama dengan kecintaannya kepada Allah atau lebih besar dari itu.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادٗا يُحِبُّونَهُمۡ كَحُبِّ ٱللَّهِۖ
“Di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.” (al-Baqarah: 165)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahberkata,
“Barang siapa mencintai makhluk seperti kecintaannya kepada al-Khaliq (Yang Maha Pencipta, yaitu Allah, -ed), dia telah melakukan perbuatan syirik. Sungguh, dia telah menjadikan selain Allah sebagai tandingan, dan mencintainya sebagaimana dia mencintai Allah.” (Majmu’ al-Fatawa 10/265)
Ketiga: Mahabbah Maksiat (Cinta Maksiat).
Macam cinta yang ketiga adalah cinta yang hukumnya maksiat, seperti mencintai perkara yang haram.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَقَالَ نِسۡوَةٞ فِي ٱلۡمَدِينَةِ ٱمۡرَأَتُ ٱلۡعَزِيزِ تُرَٰوِدُ فَتَىٰهَا عَن نَّفۡسِهِۦۖ قَدۡ شَغَفَهَا حُبًّاۖ
“Dan wanita-wanita di kota berkata,
‘Isteri al-‘Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya).
Sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu sangat mendalam.” (Yusuf: 30)
Keempat: Mahabbah Thabi’iyyah (Cinta Tabiat)
Macam cinta yang keempat adalah cinta yang merupakan tabiat manusia. Misalnya, mencintai anak, istri, keluarga, harta, dan hal-hal yang mubah (boleh) lainnya sebatas tabiat.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلۡبَنِينَ وَٱلۡقَنَٰطِيرِ ٱلۡمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلۡفِضَّةِ وَٱلۡخَيۡلِ ٱلۡمُسَوَّمَةِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ وَٱلۡحَرۡثِۗ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang.” (Ali ‘Imran: 14)
Akan tetapi, kalau cinta yang merupakan tabiat ini mengantarkan seseorang untuk melakukan perbuatan maksiat, berubahlah ia menjadi cinta maksiat.
Itulah penjelasan singkat tentang macam-macam cinta. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam bish shawwab.
‘Abdullah al Jakarty
(YBI-AJ/05/20)
www.yukbelajarislam.com