Berdakwah Kepada Tauhid

Tauhid (beribadah hanya kepada Allah Ta’ala dan tidak kepada yang lain) adalah perkara yang sangat penting. Kewajiban yang paling wajib, pondasi seluruh amalan dan inti dakwah para Rasul.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada setiap umat (untuk menyerukan): ‘beribadahlah kepada Allah (saja), dan jauhilah thaghut’” (An-Nahl: 36).

Berkata asy syaikh Al Allamah Shalih Al Fauzan,

Allah Subhaanah mengkhabarkan bahwa Dia telah mengutus untuk setiap kelompok dan generasi manusia seorang rasul, mengajak mereka untuk beribadah hanya kepada Allah saja dan meninggalkan peribadatan kepada selain-Nya. Allah terus menerus mengutus Rasul kepada manusia dengan hal itu (mendakwahkan tauhid -ed) sejak terjadinya syirik pada manusia pada zaman Nabi Nuh sampai Allah menutup para Rasul dengan Muhammad.” (Al Mulakhos fi syarh kitab at Tauhid, hlm. 11)

Oleh karena itu bagi seorang da’i hendaknya memulai dakwahnya dengan tauhid. Karena dengan inilah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memulai dakwahnya.

Dalam sebuah hadits ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Muadz ke negeri Yaman, dalam rangka menjadi da’i menyebutkan beberapa perkara yang didakwahkan, disebut yang pertama kali adalah tauhid.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهَ – وفي رواية: إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوْا اللهَ

Maka hendaklah yang pertama kali engkau dakwahkan kepada mereka ialah syahadat Laa Ilaaha Illallaah (tidak ada ilah/sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah) -dalam riwayat lain- agar mereka mentauhidkan Allah Ta’ala.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Berdakwah Harus Dengan Ilmu

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

قُلۡ هَٰذِهِۦ سَبِيلِيٓ أَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِيۖ وَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ

Katakanlah, “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan hujah yang nyata, Mahasuci Allah subhanahu wa ta’ala, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.”
(Yusuf: 108)

Maksudnya berdakwah diatas bashirah adalah diatas ilmu tentangnya, dan burhan (bukti) logika dan syar’i. Bashirah adalah pengetahuan yang denganya ia dapat membedakan antara yang benar dari yang salah (al Mulakhos fi syarh kitab at Tauhid, 47)

Keutamaan Berdakwah

Dakwah memiliki keutamaan yang besar diantaranya disebutkan dalam hadits ini

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

فَوَاللهِ، لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيرٌ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ

“Maka Demi Allah! Bila Allah memberi hidayah lewat dirimu satu orang saja, maka itu lebih baik bagimu daripada engkau memiliki unta merah.” (Muttafaqun ‘alaih)

Unta merah merupakan harta yang paling berharga di kalangan bangsa arab ketika itu. (Al Jadid, hlm 65)

Syarat Berdakwah

Dakwah adalah sebuah ibadah yang sangat agung, agar diterima dan mendapat pahala, maka harus ikhlas dan sesuai dengan contoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Berkata Asy Syaikh Al Allamah Abdurrahman al Qasim rahimahullah,

Dakwah kepada Allah harus terpenuhi dua syarat:

1. Hendaklah dilakukan dengan ikhlas karena mencari wajah Allah semata.

2. Hendaklah dilakukan sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Sebagaimana seorang da’i juga harus berilmu tentang apa yang dia dakwahkan.

Jika sang da’i tidak memenuhi syarat pertama, maka ia telah melakukan perbuatan syirik, dan jika ia tidak memenuhi syarat kedua, maka dia telah melakukan bid’ah.” (Hasyiah Kitab at Tauhid, hlm 55)

Itulah penjelasan singkat terkait berdakwah mengajak orang kepada tauhid.

Wallahu a’lam bish shawwab

 

‘Abdullah al Jakarty

(YBI-AJ/04/20)

www.yukbelajarislam.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *